PERJUANGAN DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada saat di
Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan (vacuum
of power), yakni pada saat Jepang meninggalkan Indonesia akibat kekalahan
Jepang terhadap Sekutu dalam Perang Dunia II. Terjadinya kekosongan kekuasaan
di Indonesia dipergunakan oleh bangsa Indonesia untuk memerdekakan Indonesia
sendiri. Sebagai pihak yang menang dalam perang dunia II, Sekutu berupaya
mengambil perhatian Indonesia dengan membentuk divisi dengan nama Allied Forces
Nederlands East Indies (AFNEI) yang dipimpin oleh letnan jenderal Sir Philip Christion. AFNEI pada tanggal 29
September melakukan pendaratan di Jakarta dalam rangka melaksanakan tugasnya
yaitu :
- Menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang
- Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu.
- Melucuti serdadu Jepang dan memulangkannya
- Menciptakan keamanan dan perdamaian
- Menghimpun keterangan untuk menyelidiki pihak-pihak yang dianggap sebagai penjahat perang.
Dalam
pelaksanaan tugasnya tersebut sekutu
mendirikan tiga divisi sebagai berikut :
- Divisi India ke-23, ditempatkan di Jawa Barat dan dipimpin oleh mayor jenderal D.C. Hawtorn.
- Divisi India ke-5, ditempatkan di Jawa Timur dan dipimpin oleh mayor jenderal E.C. Mansergh.
- Divisi India ke-26, ditempatkan di Sumatera dan dipimpin oleh mayor jenderal H.M. Chambers.
Pada awalnya masyarakat
Indonesia menyambut baik atas kehadiran divisi Sekutu ini, karena misinya akan
menciptakan perdamaian. Akan tetapi, setelah diketahui kedatangan Sekutu ini
diikuti oleh Nederland Indies Civil
Administration (NICA) dibawah
pimpinan Van Der Plas dan Van Mook, maka masyarakat Indonesia
menjadi curiga dan berusaha melawan sekutu juga.
Keadaan masyarakat Indonesia
semakin memburuk pada saat itu karena tentara Hindia Belanda (KNIL) dibebaskan
oleh Sekutu dan dipersenjatai oleh NICA yang berkeinginan untuk menegakkan
kembali Hindia Belanda seperti sebelum Jepang menduduki Indonesia. Berkelang
beberapa bulan setelah kemerdekaan Indonesia, pasukan mariner Belanda mendarat
di Tanjung Priok tepatnya pada tanggal 30 Desember 1945 dengan tujuan menjajah
kembali Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia melakukan perlawanan
dengan sekuat tenaga dan berupaya mempertahankan kemerdekaan. Pada saat itu
bangsa Indonesia memiliki suatu tekad
lebih baik mati mempertahankan kemerdekaan daripada dijajah kembali oleh
Belanda.
A. Upaya Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia
Dalam mempertahankan
kemerdekaan, bangsa Indonesia melakukan berbagai perjuangan seperti :
1.
Perjuangan Fisik
Proses
perjalanan kemerdekaan yang diperoleh Indonesia belum terwujud seperti yang
dicita-citakan oleh bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan masih banyaknya
gangguan keamanan dari dalam maupun dari luar negeri yang harus dihadapi oleh
bangsa Indonesia.
Gangguan
keamanan dari dalam disebabkan oleh perubahan cabinet dalam system
pemerintahan. Pada awalnya Indonesia memiliki sitem cabinet presidensial
diganti menjadi cabinet parlementer.
Sedangkan gangguan
dari luar negeri disebabkan oleh kedatangan Sekutu yang membawa Nederland Indies Civil Administration
(NICA). NICA mempersenjatai tentara Hindia Belanda (KNIL) sebagai upaya menjajah kembali
Indonesia. Hal inilah penyebab perlawanan Indonesia hingga titik darah
penghabisan. Bentuk-bentuk perlawanan fisik rakyat Indonesia seperti :
1.
Peristiwa
Bendera di Surabaya
Pengibaran bendera Belanda di hotel
Yamato,Tunjungan,Surabaya pada tanggal 19 September 1945 memicu kemarahan
rakyat Indonesia. Sehingga rakyat Indoneia menyebu ramai-ramai hotel Yamato dan
menerobos masuk kedalam hotel dan menuju atap hotel untuk merobek bendera
Belanda yang berwarna merah putih biru dan meninggalkan bendera warna merah
putih. berikut video peristiwa pengibaran bendera pada 19 september 1945.
2.
Peristiwa Merah Putih di Minahasa, Manado, dan
Biak
Peristiwa ini terjadi karena perlawanan
masyarakat Minahasa, Manado, Biak atas
larangan Belanda terhadap pengibaran Bendera Merah Putih yang didukung oleh
pasukan Sekutu pada awal bulan September 1945. Masyarakat Minahasa, Manado,
Biak tidak memedulikan larangan tersebut dan berupaya mengibarkan bendera Merah
Putih.
3.
Pertempuran Lima
Hari di Semarang
Pertempuran ini terjadi dipicu oleh sikap
membangkangnya tawanan bekas tentara Jepang untuk bekerja dipabrik Gula
Ciepiring dan menolak untuk dipindahkan ke Semarang. Pertempuran ini
berlangsung selama lima hari yakni, tanggal 15-20 Oktober 1945.
Pertempuran Lima Hari di Semarang
4.
Pertempuran
Medan Area
Pada tanggal 27 Agustus 1945, Teuku Mohammad Hassan sebagai gubernur provinsi sumatera membawa
kabar proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dari Jakarta. Pada tanggal 13
September 1945, para pemuda dikota Medan membentuk organisasi perjuangan
“Barisan Pemuda Indonesia” yang dipimpin oleh Ahmed Taher. Dan mereka segera
melucuti bekas pasukan Jepang yang masih tersisa untuk bekal perjuangan
bersenjata selanjutnya.
Kemudian pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan Sekutu
hendak menduduki seluruh kota Medan. Akhirnya terjadi pertempuran yang sengit
di daerah medan dengan sekutu.
Pemuda Indonesia saat menghadapi Pasukan Sekutu
5.
Pertempuran 10
November di Surabaya
Pertempuran ini diawali karena tindakan tentara
inggris yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S
Mallaby yang mendarat di Surabaya tanpa izin dari penduduk setempat. Namun,
akhirnya pendaratan ini disetujui dengan adanya perjanjian yang isinya:
1. Pasukan inggris akan melucuti senjata Jepang
2. Inggris tidak mengikutsertakan angkatan perang
Belanda
3. Menjalin kerjasama kedua belah pihak untuk
menciptakan keamanan dan ketenteraman.
Pada tanggal 26 oktober 1945 pihak inggris ternyata
mengingkari perjanjian tersebut. Dan hal inilah yang memicu terjadinya
pertempuran dan kontak senjata antara inggris dan rakyat Surabaya pada tanggal
27 Oktober 1945.
berikut arsip berupa video dari perjuangan melawan tentara sekutu pada 10 november di surabay
6.
Palangan
Ambarawa (Jawa Tengah)
Pertempuran ini terjadi Karena terbuktinya pasukan
sekutu yang bertugas pokok untuk melucuti dan memulangkan bekas pasukan Jepang
ke Negara asalnya menyimpang dengan membantu pasukan Belanda (NICA) untuk
menjajah kembali Indonesia.
Palangan Ambarawa
7.
Pertempuran di
Bandung (Bandung Lautan Api)
Pada tanggal 17 Oktober 1945, pasukan sekutu disambut
oleh Tentara Republi Indonesia dengan senjata. Dan pada tanggal 21 oktober 1945
sekutu mengeluarkan ultimatum agar Bandung Utara dikosongkan dan seluruh
senjata rakyat diserahkan pada pihak sekutu.
Selanjutnya pada tanggal 27 novemmber 1945 sekutu dan
pemerintah RI mengadakan perundingan. Pada tanggal 22 maret 1946, sekutu
mengingkari perundingan dengan mengeluarkan ultimatum kedua yang menuntut kota
Bandung untuk dikosongkan. Hal ini menyebabkan rakyat bandung marah dan terjadi
gencaran terhadap pos-pos pasukan sekutu. Hingga pada tanggal 23 Maret 1946,
rakyat Bandung akhirnya meninggalkan Kota Bandung. Akan tetapi, sebelum
meninggalkan Kota Bandung, rakyat bertekad membumihanguskan kota Bandung.
8.
Pertempuran di
Palembang
Pertempuran ini juga didasarkan oleh penyimpangan
pasukan sekutu dari tugas utamanya untuk menjaga keamanan Palembang dan
melucuti tentara Jepang menjadi memudahkan pasukan Belanda untuk menjajah
kembali Indonesia.
9.
Serangan Umum 1
Maret 1949
2.
Perjuangan
Diplomasi
Perjuangan Fisik yang diupayakan bangsa Indonesia tidak
cukup dan masih diperluakan perjuangan berbentuk diplomasi. Perjuangan
Diplomasi penyelesaian konflik tersebut telah diupayakan sebaik mungkin yang
membutuhkan energy, pemikiran, waktu yang lama, dan melibatkan peran dunia
internasional, meskipun pada saat itu pihak Belanda masih keras kepala.
1.
Menarik Dukungan
Dunia Internasional
Menarik dukungan dunia internasional sebagai berikut:
Ø Melalui forum PBB
Ø Membina hubungan baik dengan Negara Australia, India,
dan Liga Arab.
Ø Melakukan lobi atau pendekatan dengan Dewan Keamanan
PBB
Ø Berusaha memupuskan kepercayaan internasional terhadap
propaganda Belanda yang keliru.
2.
Melakukan
Berbagai Perundingan
·
Belanda mengakui
de facto kekuasaan RI atas Sumatera,
Jawa, dan Madura.
·
Belanda dan RI
bersama-sama menyelenggarakan berdirinya Negara Indonesia Serikat.
Negara Indonesia Serikat tetap bekerjasama dengan
pemerintah Belanda dengan membentuk Uni Indonesia-Belanda, dengan Ratu Belanda
sebagai Kepala Unit.
Angresi Militer
Belanda I (21 Juli 1947)
Kesimpulan yang didapat dari Agresi Militer I ini
ialah :\
·
Belanda
terang-terangan mengkhianati perjanjian Linggarjati 25 Maret 1947 dengan
menyerbu wilayah de facto RI yang
telah diakuinya.
·
Masalah
Indonesia diperdebatkan dalam Dewan Keamanan PBB sehingga merupakan masalah
internasional.
Komisi Tiga
Negara
Pembentukan badan ini diawali dengan perilaku Belanda
yang melanggar perjanjian Linggarjati dan bertindak keji terhadap Indonesia
dalam beberapa hal berikut:
·
Tanggal 20 Juli
1947, Van Mook (perwakilan Belanda) menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi
dengan perjanjian Linggarjati dan perjanjian gencatan senjata. Pernyataan Van
Mook itu telah dibuktikan dengan melakukan Agresi Militer Belanda I pada
tanggal 21 Juli 1947 terhadap Indonesia.
Tanggal 29 Juli 1947, pesawat Dakota Palang Merah
India ditembak oleh pesawat pemburu Belanda diatas Yogyakarta yang menewaskan Adi Sucipto dan Dr. Abdulrachman Saleh.
Aggresi Militer
II (19 Desember 1948)
Perundingan
Roem-Royen (17 April – 7 Mei 1949)
Konferensi
Inter-Indonesia
Konferensi Meja
Bundar
1 komentar:
syalomm.... jangan lupa ya... tinggalkan coment anda sebelum menutup kembali blog ini.. terimakasih :-)
Posting Komentar